Jumat, 30 Agustus 2013

megalitikum

MEGALITIKUM


                                      MEGALITIKUM

1.PENGERTIAN MEGALITIKUM

Megalitikum berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yangberarti batu. Zaman Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar,karena pada zaman ini manusia sudah dapat membuat dan meningkatkankebudayaan yang terbuat dan batu-batu besar. kebudayaan ini berkembang dari zaman Neolitikum sampai zamanPerunggu. Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan. Walaupunkepercayaan mereka masih dalam tingkat awal, yaitu kepercayaanterhadap roh nenek moyang, Kepercayaan ini muncul karena pengetahuanmanusia sudah mulai meningkat.

2.PERIODISASI ZAMAN MEGALITIKUM

Menurut Von Heine Geldern, kebudayaan Megalithikum menyebar ke Indonesia melalui 2 gelombang yaitu :
1. Megalith Tua menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum (2500-1500 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu). Contoh bangunan Megalithikum adalah menhir, punden berundak-undak, Arca-arca Statis.
2. Megalith Muda menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu (1000-100 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu). Contoh bangunan megalithnya adalah peti kubur batu, dolmen, waruga Sarkofagus dan arca-arca dinamis.
Apa yang dinyatakan dalam uraian di atas, dibuktikan dengan adanya penemuan bangunan batu besar seperti kuburan batu pada zaman prasejarah, banyak ditemukan manik-manik, alat-alat perunggu dan besi. Hasil kebudayaan megalithikum biasanya tidak dikerjakan secara halus, tetapi hanya diratakan secara kasar dan terutama hanya untuk mendapatkan bentuk yang diperlukan.

3.KEBUDAYAAN MEGALITIKUM
Peninggalan kebudayaan megalithikum ternyata masih dapat Anda lihat sampai sekarang, karena pada beberapa suku-suku bangsa di Indonesia masih memanfaatkan kebudayaan megalithikum tersebut. Contohnya seperti suku Nias.

Adapun beberapa hasil-hasil kebudayaan pada zaman megalitikum adalah sebagai berikut:
menhir : tugu batu digunakan untuk menghormati roh nenek moyang
Punden berundak : terbuat dari batu untuk meletakan sesaji
dolmen : meja batu yang digunakan untuk meletakan sesaji
waruga : kubur batu yang berbentuk kubus
kubur batu : tempat menyimpan mayat
Sarkofagus : kubur batu yang berbentuk lesung





1. Menhir

Menhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara menghormati roh nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada yang berdiri tunggal dan ada yang berkelompok serta ada pula yang dibuat bersama bangunan lain yaitu seperti punden berundak-undak. Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Untuk mengetahui bentuk-bentuk menhir,

Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada satu bentuk saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap roh nenek moyang. Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Untuk mengetahui bentuk-bentuk menhir, maka simaklah gambar-gambar berikut ini.

Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada satu bentuk saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap roh nenek moyang. Selain menhir terdapat bangunan yang lain bentuknya, tetapi fungsinya sama yaitu sebagai punden berundak-undak.
2. Punden Berundak-undak

Punden berundak-undak adalah bangunan dari batu yang bertingkat-tingkat dan fungsinya sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal.
Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang suci, dan lokasi tempat penemuannya adalah Lebak Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di Jawa Timur, sedangkan mengenai bentuk dari punden berundak dapat Anda amati gambar-gambar berikut ini.


3.Dolmen

Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu.
Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat disebut dengan kuburan batu. Lokasi penemuan dolmen antara lain Cupari Kuningan / Jawa Barat, Bondowoso / Jawa Timur, Merawan, Jember / Jatim, Pasemah / Sumatera, dan NTT.

Bagi masyarakat Jawa Timur, dolmen yang di bawahnya digunakan sebagai kuburan/tempat menyimpan mayat lebih dikenal dengan sebutan Pandhusa atau makam Cina.

4.Sarkofagus

Sarkofagus adalah keranda batu atau peti mayat yang terbuat dari batu. Bentuknya menyerupai lesung dari batu utuh yang diberi tutup. Dari Sarkofagus yang ditemukan umumnya di dalamnya terdapat mayat dan bekal kubur berupa periuk, kapak persegi, perhiasan dan benda-benda dari perunggu serta besi.
Daerah tempat ditemukannya sarkofagus adalah Bali. Menurut masyarakat Bali Sarkofagus memiliki kekuatan magis/gaib. Berdasarkan pendapat para ahli bahwa sarkofagus dikenal masyarakat Bali sejak zaman logam.


5.Peti kubur

Peti kubur adalah peti mayat yang terbuat dari batu-batu besar. Kubur batu dibuat dari lempengan/papan batu yang disusun persegi empat berbentuk peti mayat yang dilengkapi dengan alas dan bidang atasnya juga berasal dari papan batu.

Daerah penemuan peti kubur adalah Cepari Kuningan, Cirebon (Jawa Barat), Wonosari (Yogyakarta) dan Cepu (Jawa Timur). Di dalam kubur batu tersebut juga ditemukan rangka manusia yang sudah rusak, alat-alat perunggu dan besi serta manik-manik. Dari penjelasan tentang peti kubur, tentu Anda dapat mengetahui persamaan antara peti kubur dengan sarkofagus, dimana keduanya merupakan tempat menyimpan mayat yang disertai bekal kuburnya.

6.Arca batu

Arca/patung-patung dari batu yang berbentuk binatang atau manusia. Bentuk binatang yang digambarkan adalah gajah, kerbau, harimau dan moyet. Sedangkan bentuk arca manusia yang ditemukan bersifat dinamis. Maksudnya, wujudnya manusia dengan penampilan yang dinamis seperti arca batu gajah.
Arca batu gajah adalah patung besar dengan gambaran seseorang yang sedang menunggang binatang yang diburu. Arca tersebut ditemukan di daerah Pasemah (Sumatera Selatan). Daerah-daerah lain sebagai tempat penemuan arca batu antara lain Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

7.Waruga

Waruga adalah peti kubur peninggalan budaya Minahasa pada zaman megalitikum. Didalam peti pubur batu ini akan ditemukan berbagai macam jenis benda antara lain berupa tulang- tulang manusia, gigi manuisa, periuk tanah liat, benda- benda logam, pedang, tombak, manik- manik, gelang perunggu, piring dan lain- lain. Dari jumlah gigi yang pernah ditemukan didalam waruga, diduga peti kubur ini adalah merupakan wadah kubur untuk beberapa individu juga atau waruga bisa juga dijadikan kubur keluarga (common tombs) atau kubur komunal. Benda- benda periuk, perunggu, piring, manik- manik serta benda lain sengaja disertakan sebagai bekal kubur bagi orang yang akan meninggal.

4.BUDAYA MEGALITIKUM DI INDONESIA
Di Indonesia, beberapa etnik masih memiliki unsur-unsur megalitik yang dipertahankan hingga sekarang.
1.Pasemah
Pasemah merupakan wilayah dari Propinsi Sumatera Selatan, berada di kaki Gunung Dempo. Tinggalan-tinggalan megalitik di wilayah ini tersebar sebanyak 19 situs, berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Budi Wiyana (1996), dari Balai Arkeologi Palembang. Tinggalan megalitik Pasemah muncul dalam bentuk yang begitu unik, patung-patung dipahat dengan begitu dinamis dan monumental, yang mencirikan kebebasan sang seniman dalam memahat sehingga tinggalan [megalitik pasemah], disebut oleh ahli arkeologi sebagai Budaya Megalitik Pasemah.
2.Nias
Rangkaian kegiatan mendirikan batu besar (dolmen) untuk memperingati kematian seorang penting di Nias (awal abad ke-20).
Etnik Nias masih menerapkan beberapa elemen megalitik dalam kehidupannya. Lompat batu dan kubur batu masih memperlihatkan elemen-elemen megalitik. Demikian pula ditemukan batu besar sebagai tempat untuk memecahkan perselisihan.

3.Sumba
Etnik Sumba di Nusa Tenggara Timur juga masih kental menerapkan beberapa elemen megalitik dalam kegiatan sehari-hari. Kubur batu masih ditemukan di sejumlah perkampungan. Meja batu juga dipakai sebagai tempat pertemuan adat.
5.KEPERCAYAAN


Kehidupan Keagamaan Masyarakat Sunda Kuno

Penemuan-penemuan sejumlah bangunan era Megalitikum mengindikasikan bahwa rakyat Sunda kuno cukup religius. Sebelum pengaruh Hindu dan Buddha tiba di Pulau Jawa, masyarakat Sunda telah mengenal sejumlah kepercayaan, seperti terhadap leluhur, benda-benda angkasa dan alam seperti matahari, bulan, pepohonan, sungai, dan lain-lain. Pengenalan terhadap teknik bercocok tanam (ladang) dan beternak, membuat masyarakat percaya terhadap kekuatan alam. Untuk mengungkapkan rasa bersyukur atas karunia yang diberikan oleh alam, mereka lalu melakukan upacara ritual yang dipersembahkan bagi alam. Karena itu, mereka percaya bahwa alam beserta isinya memiliki kekuatan yang tak bisa dijangkau oleh akal dan pikiran mereka.

Dalam melaksanakan ritual atau upacara keagamaan, masyarakat prasejarah itu berkumpul di komplek batu-batu besar (megalit) seperti punden-berundak (bangunan bertingkat-tingkat untuk pemujaan), menhir (tugu batu sebagai tempat pemujaan), sarkofagus (bangunan berbentuk lesung yang menyerupai peti mati), dolmen (meja batu untuk menaruh sesaji), atau kuburan batu (lempeng batu yang disusun untuk mengubur mayat). Bangunan-bangunan dari batu ini banyak ditemukan di sepanjang wilayah Jawa bagian barat. Dibandingkan dengan wilayah Jawa Tengah dan Timur, Jawa Barat paling banyak meninggalkan bangunan-bangunan megalitik tersebut.

Kehidupan yang serba tergantung kepada alam membuat pola hidup yang bergotong-royong. Dalam melakukan persembahan/penyembahan terhadap roh leluhur maupun kekuatan alam, masyarakat prasejarah ini melakukannya secara bersama-sama. Yang memimpin upacara itu adalah mereka yang berusia paling tua atau dituakan oleh masyarakat yang bersangkutan. Pemimpin inilah yang berhak menentukan kapan acara “sedekah bumi” dan upacara-upacara religius lainnya dilakukan. Dialah juga yang dipercayai masyarakat dalam hal mengusir roh jahat, mengobati orang sakit, dan menghukum warganya yang melanggar nilai atau hukum yang diberlakukan.

Kehidupan Keagamaan Masyarakat Sunda Masa Hindu-Buddha
Setelah kedatangan orang-orang India, masyarakat Sunda kuno mulai terpengaruh ajaran-ajaran Hindu dan Buddha. Penemuan sejumlah arca-batu bercorak Hindu dan Buddha (meski dibuat sangat sederhana) menandakan bahwa mereka—terutama kaum bangsawan—memercayai dan mempraktikkan ajaran-ajaran Hindu-Buddha. Meski jarang sekali ditemukan candi yang bercorak Hindu-Buddha, tak dipungkiri bahwa masyarakat Sunda Kuno—terutama keluarga raja—menganut agama-agama dari India itu, yang kemudian dipadukan dengan kepercayaan nenek-moyang mereka, yaitu Sunda Wiwitan.

Sejak masa Salakanagara dan Tarumanagara, raja-raja di Sunda memiliki gelar yang sangat kental warna Hindu maupun Buddha. Gelar “dewawarman” yang berarti “baju perisai dewa”, tentu mengacu kepada kepercayaan Hindu, selain karena pendiri Salakanagara berasal dari negeri India. Mereka begitu memuja dewa-dewa Hindu seperti Surya, Wisnu, dan Siwa.


Kehidupan agama masyarakat Sunda kuno dapat dilihat dari, misalnya, naskah Sanghyang Sisksakandang Karesian (disebut pula Kropak 603) yang ditulis pada 1518 atau Carita Parahyangan yang ditulis pada 1580 M. Berdasarkan naskah tersebut, terang sekali bahwa agama orang Sunda terdiri atas tiga kepercayaan utama, yaitu tradisi Sunda Wiwitan (Sunda asli) yang begitu memuja leluhur (hyang), Buddhisme, dan Hindu. Oleh masyarakat Sunda, kepercayaan Buddha dan Hindu tersebut dipadukan yang cenderung lebih mengarah kepada Buddhaisme. Perpaduan kedua agama ini dapat dilihat dari doa (semacam “syahadat”) mereka yang diucapkan ketika upacara keagamaan berlangsung. Doa tersebut berbunyi: “Hong kara nomo Sewaya, sembah ing hulun di Sanghyang Panca Tatagata”, yang artinya: “Ya Tuhan, segala perbuatan demi nama Siwa, sembahku kepada Sanghyang Buddha yang lima.”

Jelas sekali corak sikretisme dalam doa tersebut. Sanghyang Buddha yang 5 atau Dyani Buddha adalah posisi Buddha dalam bersemadi yang mengacu kepada arah mata angin, yakni :

1. amogasiddha (utara);
2. akshobya (timur);
3. ratnasambhawa (selatan);
4. amithabba (barat);
5. wairocana (pusat/zenit).

Sementara itu, dalam Hindu pun terdapat lima dewa, disebut Batara Jagat atau Lokapala. Akan tetapi, para dewa tersebut tidak dianggap tuhan melainkan tunduk kepada Hyang (dewata bakti di Hyang). Maka dari itu dikatakan, “Sing para dewata kabeh pada bakti ke Batara Seda Niskala” (Semua dewa tunduk kepada Batara Seda Niskala). Adapun kelima dewa tersebut adalah :

1. Wisnu (utara);
2. Isora/Iswara (timur);
3. Mahadewa (selatan);
4. Bratha (barat);
5. Siwa (tengah).

Agama Buddha yang berkembang di Jawa Barat (dan juga di kerajaan-kerajaan kuno lainnya di Nusantara) adalah Buddha Mahayana. Pada abad ke-7, Sriwijaya bahkan merupakan pusat studi Buddha Mahayana di sekitar Asia Timur-Tenggara. Mahzab Mahayana ini menitikberatkan kepada usaha saling membantu antarpengikutnya dalam mencapai kebebasan jiwa (nirvana), berbeda dengan Buddha Hinayana yang lebih bersifat individualistis dalam mencapai nirwana. Aliran Hinayana berkembang di Sri Langka, Burma, dan Thailand; namun kemudian tak berkembang dan lebih dulu menghilang. Sebaliknya, aliran Mahayana ini kemudian terpengaruh oleh Hinduisme, yang mengakibatkan makin menjauhnya ajarannya dari ajaran Siddharta Gautama sendiri.

Dalam Buddha Mahayana akhirnya mengenal pendewaan atas diri Buddha dan Bodhisatwa, surga dalam artian tempat, bhaktimarga (jalan bakti), dan dewa-dewa lainnya yang patut disembah. Penyelewangan ajaran ini tentunya makin menjauhkan Buddhisme dari semangat Buddha Siddharta, karena ajaran Buddha aslinya tak mengenal adanya tuhan, tak mengenal doa, tak mengenal dewa-dewa layaknya dalam Hindu. Maka dari itu, di India sendiri ajaran Buddha menghilang dan kemudian lebih banyak dianut di Asia Timur dan Tenggara.

Ada pun, ajaran Hindu yang dianut oleh masyarakat, atau lebih tepatnya para raja-raja, Pasundan adalah aliran Waisnawa (Wisnu) dan Bairawa (Siwa). Penemuan patung-patung Wisnu dan Siwa di beberapa tempat di Jawa Barat membuktikan hal ini. Belum lagi bila kita melihat gelar raja-raja Sunda, Galuh, atau Pajajaran yang berbau Wisnu. Sanjaya Sang Harisdarma, Prabu Resi Atmajadarma Hariwangsa, Sri Jayabupati Jayamanahen Wisnumurti, Guru Dharmasiksa Prabu Sanghyang Wisnu, merupakan raja-raja yang memakai gelar kewisnuan (Harisdarma, Hariwangsa, Wisnumurti). Dewa atau Batara Wisnu sendiri adalah dewa yang memelihara perdamaian di bumi dari kehancuran yang disebabkan oleh Dewa Siwa.

Dalam melaksanakan upacara/ritual keagamaan, masyarakat Sunda mempergunakan bangunan atau tempat yang telah ada, seperti punden berundak-undak atau babalayan, menhir, atau bangunan peninggalan budaya prasejarah Megalitikum yang memang banyak tersebar di Tatar Sunda. Maka dari itu, di Jawa Barat jarang sekali ditemukan bangunan tempat ibadah atau pun tempat penyimpanan abu raja seperti candi yang banyak ditemukan di Jawa Tengah dan Timur. Hal ini terjadi karena masyarakat Sunda adalah masyarakat peladang yang hidupnya cenderung nomaden, berpindah-pindah tempat. Sebagai komunitas nomaden, mereka merasa tak perlu membangun tempat-tempat suci (candi atau wihara) karena akan memakan waktu yang lama. Lagi pula, mereka akan selalu berpindah tempat lagi untuk menemukan lahan baru guna dijadikan tempat berladang mereka yang baru. Bagi masyarakat Sunda kuno, bangunan megalitik itulah “candi” mereka. Maka dari itu, gaya hidup orang Sunda yang hidup di dataran tinggi dan bertradisi ladang, berbeda dengan orang Jawa yang memiliki tradisi sawah yang gaya hidupnya cenderung menetap.

Perpaduan unsur Buddha dengan Hindu rupanya menghasilkan “agama” baru, yakni Tantrayana, yang juga dianut oleh sebagian masyarakat Sunda, terutama kalangan atas yang status sosialnya tinggi. Mahzab Tantrayana (pengikutnya disebut Tantris) terdapat dalam Buddhisme maupun Hinduisme. Sekte ini lahir di India pada tahun 600 Saka, dan lima puluh tahun kemudian menyebar ke Tibet, Cina, Korea, Jepang, hingga Indonesia (Jawa dan Sumatera). Tantra sendiri artinya adalah intisari, esensi, atau asal.

Dalam kepercayaan Tantrayana ini mengenal adanya laku meditasi dengan menggunakan alat berupa mandala (bagi penganut Buddha) atau yantra (bagi penganut Hindu). Mandala adalah variasi lain yang bercorak Buddha dari apa yang disebut yantra oleh penganut Hindu, yakni berupa lukisan yang berfungsi sebagai alat bantu dalam meditasi sehari-hari. Alat tersebut—bisa dibuat dari tanah, kain, pada dinding, logam, atau batu—harus digunakan oleh mereka yang mencari pelepasan dari rangkaian siklus (lingkaran) kelahiran kembali.

Penggunaan mandala/yantra ini biasanya dibarengi dengan memegang aksamala (seperti tasbih atau rosario) oleh tangan kanan untuk menghitung mantra yang diucapkan. Di Jawa Barat, para penganut Tantra ini menjalankan ibadahnya di bangunan-bangunan megalitik.

Di Sriwijaya, aliran ini lebih dulu berkembang pada abad ke-7, ditandai adanya Prasasti Talang Tuo dan Kota Kapur yang berisi kutukan dan sumpah. Di Jawa Tengah pada abad ke-8 dalam Prasasti Kalasan tahun 778 disebutkan bahwa Rakai Panangkaran mendirikan bangunan suci, Candi Kalasan, untuk memuja Dewi Tara. Dewi Tara ini merupakan salah satu bentuk penyimpangan Buddha Mahayana karena dewi tersebut dianggap sebagai istri (syakti) pada Dyani Buddha; padahal Buddha sendiri menilai syahwat merupakan musuh terbesar manusia. Sementara itu, pada masa Raja Sindhok di Jawa Timur abad ke-10 telah disusun sebuah kitab yang menguraikan paham Tantra, yakni Sanghyang Kamahayanikan.

Di Sunda sendiri, diketahui sejumlah raja penganut Tantra di antaranya: Sri Jayabhupati dan Raja Nilakendra (ayah Prabu Suryakancana, raja terakhir Pajajaran). Prasasti Sanghyang Tapak (Cibadak) menyebutkan sejumlah sumpah dan kutukan “mengerikan” yang menyerukan supaya orang yang menyalahi ketentuan dalam prasasti tersebut diserahkan kepada kekuatan-kekuatan gaib untuk dibinasakan dengan menghisap otaknya, menghirup darahnya, memberantakkan ususnya, dan membelah dadanya.

Selain kutukan-sumpah, Tantrayana mengajarkan agar badan, perkataan, serta pikiran digiatkan oleh ritual, mantra, dan samadi. Dalam Tantrayana Hindu, kesaktian Siwa dinilai bersifat wanita dan akhirnya dianggap sebagai istri Siwa sendiri. Munculnya unsur wanita ini mengakibatkan lahirnya kegiatan “hubungan intim” yang dianggap “suci” dan membawa manusia kepada “kebebasan jiwa” dalam upacara Tantrayana. Begitu pula dalam Tantrayana Buddha (Wajrayana), yang ditandai dengan adanya hubungan Dewi Tara dengan Dyani Buddha. Tantrayana menganggap bahwa penciptaan alam semesta beserta isinya dilakukan oleh Unsur Asal (dalam Buddhisme disebut Buddha, dalam Hinduisme disebut Siwa-Bhairawa) melalui hubungan intim dengan istrinya. Upacara Tantrayana ini semakin menyimpang dengan adanya penggunaan minuman keras oleh para pengikutnya. Minuman keras ini dimaksudkan untuk mempercepat “peleburan” diri kepada Unsur Asal. Mereka pun selalu mengutamakan makanan-makanan lezat dan mewah, yang jelas bertentangan dengan ajaran Buddha murni yang mengharamkan minuman keras dan hidup berfoya-foya.

Kemerosotan akhlak dan moral di kalangan istana dengan adanya praktik Tantrayana ini kelak mempercepat penyebaran Islam di dalam masyarakat Sunda. Belum lagi faktor bahwa dalam Buddha sendiri tak dikenal pengkastaan.

Kepercayaan terhadap (Ajaran) Leluhur
Seperti telah dikupas sedikit, bahwa pada masa nirleka (prasejarah) masyarakat Sunda begitu menjunjung tinggi (roh) para leluhur dan ajaran-ajarannya. Kepercayaan terhadap nenek moyang ini senantiasa dipelihara oleh mereka hingga berabad-abad kemudian setelah agama Hindu-Buddha dan Islam masuk ke wilayah mereka. Jadi, walaupun pengaruh agama lain kuat terhadap kehidupan, masyarakat Sunda kuno tetap memegang teguh kepercayaan terhadap (ajaran) nenek-moyang. Naskah-naskah kuno begitu sering menyebutkan adanya kabuyutan, yakni tempat sakral yang diperuntukkan bagi kaum brahmana atau resi atau bagawat yang bertugas memelihara ajaran agama dan tempat suci itu sendiri. Kabuyutan juga merupakan tempat di mana para pujangga (kauam intelektual) menulis kitab-kitab tentang agama. Prasasti Gegerhanjuang (1111 M) di Singaparna (Tasikmalaya), misalnya, menyebutkan adanya panyusukan atau penyaluran air sehubungan dengan pembangunan Kabuyutan Linggawangi di tempat bersangkutan.

Upaya raja-raja Sunda dalam membuat kabuyutan juga banyak diabadikan dalam naskah-naskah, salah satunya Amanat Galunggung (dikenal juga sebagai Kropak 632 atau Naskah Ciburuy). Di dalamnya diberitakan bahwa Prabu Dharmasiksa berpesan terhadap anak-cucunya agar memegang teguh ajaran agama dan menjaga Kabuyutan Galunggung. Diperingatkannya bahwa kabuyutan tersebut jangan jatuh ke tangan orang non-Sunda, dan orang yang memelihara kabuyutan tersebut akan memeroleh kesaktian, unggul dalam perang, hidup akan lama, keturunannya akan bahagia. Jelas, bahwa bagi raja-raja Sunda, fungsi kabuyutan sebagai kekuatan magis dinilai sangat penting, lebih penting dari, misalnya, lamanya sang raja memerintah. Dalam pandangan orang Sunda Kuno, kedudukan kabuyutan sejajar dengan nilai kemenangan dalam perang. Pada masa Sri Baduga, pemeliharaan terhadap kabuyutan ini tetap dilaksanakan. Ia menyatakan, kabuyutan di Sunda Sembawa dan Gunung Samaya dijadikan sebagai “desa perdikan”, yaitu desa yang dibebaskan dari pajak. Kabuyutan ini dibebaspajakkan karena jasa-jasanya terhadap negara dalam memelihari ajaran leluhur dan juga perintah raja.

Naskah Amanat Galunggung juga memuat ajaran agar senantiasa melaksanakan perintah nenek moyang (juga orangtua) serta menjaga apa-apa yang telah diperbuat oleh leluhur yang telah almarhum (suwargi).

“Tetaplah mengikuti orangtua, melaksanakan ajaran yang membuat parit di Galunggung, agar unggul perang, serba tumbuh tanam-tanaman, lama berjaya. Sungguh-sungguhlah mengikuti patikrama warisan dari para almarhum.”

Carita Parahyangan pun membeberkan, bahwa bila seseorang meninggalkan ajaran leluhur niscaya akan dihinggapi kesusahan dan penyakit batin. Sebaliknya, orang yang memelihara ajaran nenek moyang pasti akan senang lahir-batin.

Ajaran dari leluhur dijunjung tinggi sehingga tidak akan kedatangan musuh, baik berupa laskar maupun penyakit batin. Senang-sejahtera di utara, barat, dan timur. Mungkin, faktor “menghormati leluhur” inilah yang menyebabkan ajaran Islam dapat diserap oleh mayoritas masyarakat Sunda. Islam pun mengajarkan bahwa menghormati orang tua merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan; dan barang siapa yang selalu mendoakan arwah orangtua akan diberi pahala melimpah. Salam Nusantar



6.KEHIDUPAN SOSIAL
Pada zaman ini manusia melakukan banyak kegiatan yang menyangkut kehidupannya. Mereka sudah mepunyai aktifitas seperti berbueu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam.
Ciri-cirinya adalah:
- Manusia sudah dapat membuat dan meninggalkan kebudayaan yang terbuat dari batu-batu besar
- Berkembang dari zaman neolitikum sampai zaman perunggu
- Manusia sudah mengenal kepercayaan utamnya animism

7.MANUSIA PENDUKUNG
Di sebut kebudayaan batu besar karena pada umumnya menghasilkankebudayaan dalam bentuk monument yang terbuat dari batu berukuranbesar. Kebudayaan ini muncul pada akhir jaman neolhitikum , tetapiperkembangannya justru terjadi pada jaman perunggu
Jadi, mungkin saja :
1.suku dayak golongan ras proto melayu
2. bangsadeuteuro melayu (melayu muda) yang migrasi ke Indonesia sambilmembawa kebudayaan dongson. Keturunannya adalah jawa, bali, bugis,madur, dll. Bahkan ditemukan beberapa bukti bahwa telah terjadipembaruan antara melayu monggoloide (proto melayu dengan deuteuromelayu) dan papua melaneside.

Minggu, 11 Agustus 2013

Kata Islam

Jika kita memang merasa sebagai seorang Muslim yang taat kata Islam yang menyentuh hati ini sepertinya kata yang sangat cocok untuk diucapkan kepada otang yang kita kasihi, kerabat ataupun para keluarga kita. Seperti yang tadi telah dikatakan, kata Islam ini pastinya akan semakin mendekatkan diri kita kepada Tuhan karena diambil dari berbagai sumber, baik itu Hadist ataupun dari ayat suci Al-Quran. Daripada berbicara panjang lebar lagi, sebaiknya mari kita simak bersama kumpulan kata Islam.
Kumpulan Kata-kata Islam Menyentuh Hati
"Hati-hatilah terhadap orang yang teraniaya, karena doanya akan sampai ke langit tertinggi"

"Ulama merupakan kepercayaan Rasul, jika kalian menemukan mereka telah percaya kepada penguasa, maka pertanyakanlah ketakwaan mereka"

"Dalam penciptaan alam semesta, tiada yang lebih hebat dari yang telah diciptakan" (Imam Al Ghazali)

"Dunia hanya untuk sesaat, maka jadikanlah lahan untuk ketaatan" (Al Imam asy Syafi'i)

"Barang siapa tidak dicoba dengan bencana atau kesusahan, maka tidak ada sebuah kebhadiaan pun disisi Allah" (Adh-Dhahhak)
"Orang yang terkaya adalah orang yang menerima pembagian (takdir) dari Allah dengan senang hati" (Ali bin Husein)

"Dia yang menciptakan mata nyamuk adalah Dzat yang menciptakan matahari" (Bediuzzaman Said Nursi)
"Takutlah kamu akan perbuatan dosa di saat sendirian, di saat itulah saksimu adalah juga hakimmu" (Ali bin Abi Thalib)
"Perbanyaklah kamu mengingat kematian, karena hal itu bisa membersihkan dosa dan menyebabkan kamu zuhud tidak cinta kepada dunia" (Rasulullah)

"Barang siapa yang mengeluarkan fatwa tanpa ilmu yang cukup, maka ia akan dilaknat oleh malaikat rahmat dan azab serta dosa orang yang mengamalkan fatwanya akan dipikul olehnya"
"Seorang alim yang dapat dimanfaatkan ilmunya, lebih utama dari tujuh puliuh ribu 'abid'"
"Orang yang paling menyesal di hari kiamat adalah orang yang berbicara keadilan dan ia sendiri tak melaksanakannya"
"Doa yang akan paling cepat dikabulkan adalah doa dari seorang hamba untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya"
"Ambilah nasihat baik dari orang yang mengucapkannya walaupun ia tidak mengamalkannya"
"Seseorang bisa dikatakan alim jika ia tidak iri kepada orang yang berada di atasnya dan tidak mencela orang yang berada di bawahnya"

"Tiada keutamaan seperti jihad, dan tiada jihad seperti menentang hawa nafsu"

Kata Islam

Itulah tadi sedikit ulasan mengenai kumpulan kata Islam menyentuh hati dan juga qalbu. Semoga saja dengan adanya ulasan mengenai kumpulan kata Islam yang kami berikan ini dapat lebih memahami lagi kehidupan dan semakin dekat dengan Sang Pencipta.

Jumat, 02 Agustus 2013


9 Contoh Recount Text Pilihan


Jika sebelumnya, "secara singkat" telah dijelaskan mengenai recount text beserta 5 contohnya, sekarang saya mencoba membocorkan lagi kumpulan 9 contoh recount text pilihan. Mengapa dikatakan pilihan? Ya, karena contoh-contoh teks ini ditulis oleh dedengkotnya siswa bahasa Inggris alias "mahasiswa".

Mungkin dengan berbagai contoh recount text ini, sobat bisa lebih mengerti apa dan bagaimana cara terbaik menulis recount text. Meski pada dasarnya recount text ini bisa dibilang paling mudah dari berbagai jenis text lainnya, namun dengan terbatasnya "kemampuan" bahasa Inggris plus kurangnya bahan belajar terkadang kita jadi sering "lupa" bagaimana membuat recount text.

Oke, langsung saja ini dia 9 contoh recount text yang "mungkin" berbeda dengan situs / blog lainnya :

Contoh Recount Text (1)

LATENESS
ditulis oleh Era Meiswarawati

Last morning, Dinar, my roommate woke up late and she had to go to campus.
When she wanted to take her motorcycle, in fact she couldn’t move it because there were some motorcycles that blocked up her motorcycle.
She tried to move all of the motorcycles, so that her motorcycle could move from the garage. But she couldn’t do it.
Then, she called Adel who had that motorcycle which blocked it up. After that, her friend who had that motorcycle helped her. Finally, she could move her motorcycle and rode it to go to campus.
Contoh Recount Text (2)

MY UNFORTUNATES
Ditulis oleh Yunita Nasti A.

Last weekend was my luckiest day ever. Many good things were coming toward me.
When the morning broke in Sunday morning, I woke up and planned to jog around the neighborhood. So I changed my clothes and went to the bathroom to wash my sleepy face. As I stepped in the bathroom, I landed my foot on a soap in the floor and feel down. A perfect morning hi for me. Next, I began my jogging and saw my gorgeous neighbor, jogging to. I though it was a good fortune to omit the gap between us. So I jogged to him and say hello. But, how poor of me, it was not him. It just someone I never met before who looked like to him. I was going home with people laugh at me along side of the street.
When I got home, the breakfast already settled and I immediately spooned a big portion of rice and ate. After I have done my breakfast my mother came up and said that the meal have not ready yet and she said that I may have a stomachache if I ate it. It was proven, I had a stomachache for the next three days.
I past my weekend lie down on me bed and be served as a queen. That was not really bad, wasn't it.

Contoh Recount Text (3)

MY BUSY DAY 
Ditulis oleh Eviana Yuni Afra
Last Monday was a busy day for me. I spent my time to do a lot of activities from college to my home.
First, at the morning, I did my presentation's assignment with my partner, she was Nurhidayah. It took 3 hours. And then we went to the campus for joining lecture. But, the lecturer said that our presentation would be started next week. It made us disappointed. The class was finished at 12.30.
After that, I had to go home because my grandmother was in a bad condition. She was hospitalized. So, it was a must for me to back home at that time. When I got there, there were so many members of my family. There were about 10 people. My aunt, my niece, my uncle and some of my cousins. We all hoped that our grandmother would get better soon.
Those activities made my day busy.
Contoh Recount Text (4)

MY VACATION WITH MY BELOVED SISTER AND BOYFRIEND
Ditulis oleh Ilima Fitri Azmi
One day, my sister said to me that she really wanted to go to the beach. So I promised her that the next day we would go to Maron beach in Semarang.
The next day, we prepared many things in the morning. We brought some foods and beverages, such as fried rice, chocolate wafers, potato chips, water and orange juice. Before going to the beach, I ask my boyfriend, Kiki, to join us going to the beach. He agreed to join and he came to my house. After that, we went to the beach. We went there by motorbike. It took 25 minutes to arrive there. Then, we bought tickets in the entrance gate. Before swimming, we changed our clothes first. We swam there for more than one hour. We felt so tired that we decided to eat the foods that we had brought. Next, my boyfriend and I created a very big sand castle, while my sister continued swimming. After that, we decided to go home because it was getting dark.
On the way home, we still felt hungry. So we stopped at a Javanese restaurant to eat something. I ordered gudeg, while my boyfriend and my sister ordered rames rice. After finished eating, we paid our bills. Then, we went home. We arrived at home at 6 o’clock and we were absolutely exhausted.

That was a very exhausting day, but I felt so happy that I could have a vacation with my sister and my boyfriend.
Contoh Recount Text (5)

THE FLOOD
Ditulis oleh Afifah Tri Hyuanawati

One Christmas in 2007, I was joining a final test try out at school. It was held from 8 a.m. to 2 p.m. One of my schoolmates, Rini, asked me for accompanying her to the bus stop. When we arrived there, suddenly the heavy rain fell down from the sky. Rini suggested me to go home soon while she was entering the bus.

It was still raining when I was home. The rain did not stop and became bigger when the night had come. People were standing in front of their house, hoping that the flood would not come. In the middle of the night, I got news that South Purwodadi had been drowned.

The next day, Purwodadi had become a flood area. All activities were paralyzed. No one went for work or school because the land had been covered by flood. However, I thank God for not allowing the flood entered my house. Even my house had been changed into an emergency kitchen. It was so crowded there. I and my father took a walk around the center market and Central Purwodadi. All that we could see was water and water. At night, the flood looked like a beautiful ocean with the moonlight on it. I felt as if I was one of the passengers of Titanic who was sailing on the sea.

Finally, the flood was starting to decrease in the next morning. I and my family cleaned our front yard together. That was the greatest flood that I had ever experienced in my hometown.
 
Contoh Recount Text
(6)

MY BUSY HOLIDAY
Ditulis oleh Rise Aditya Anggraeni

On April 16th, 2010, I thought this would be a great holiday for me because that was the holy day for Hindhu people . I was so tired about the study, so I guessed this time I could get full refresh anyway. However, the fact said the other way.
First like an ordinary daughter, I had to get up early morning helping my mother, of course after I prayed. Then I did my chores, cleaned up my room, and spread out my bed under the sun ray. I was really in danger if my mom knew that my room was messy. So, I made it as soon as possible. Second, my aunts called me in the afternoon. I did not meet them for a long time, that was the way I kept for hours to talk with them. After that, unpredictable my neighbor visited me. She asked my help finishing her homework. At last, the time was running and I just remembered that I had a lot of homework. I got mad, confused and regretful why I did not check my homework before. Therefore, I did my homework until 2:00 a.m. the next morning.

I did not feel this was holiday instead of I had to work hard and got a long ship with my homework.
Contoh Recount Text (7)

A STUDY TOUR TO BALIDitulis oleh Sri Suswanti
I was in senior high school when at the first time I went to Bali Island. I went there with my teachers and my friends. It was a study tour actually. My teacher, me class friends, and I were in the same bus. We left our school at 8 a.m.
The journey from Pati to Bali took a day. I was so exhausted because I had to sit along the journey. Actually, it was a funny journey because I spent all of my time with my friends, like playing games, laughing, and kidding. But I felt that all of my tiredness gone all of sudden when we arrived at the Sanur Beach. It was still morning, I saw a sun rise which was so beautiful. Then we were drove to the hotel to take a rest and had meals. After that, we went to the Nusa Dua Beach. There were so many activities to do there. We could play parasailing, banana boat, and so on. But I chose to go to a little island which had a lot of reptile there. There were snake, turtles, etc. The scenery was so beautiful because I was in the middle of the sea! Next, we went to Garuda Wisnu Kencana (GWK). There were two statues which were so big. They were Wisnu and his bird, called Garuda. I was interested in its relief on the rock but, actually, I did not know the story on it. At last, we went to the Sosro Company. We learned a lot of things there from the first step till the end of making a tea. After that, we went back to Pati.
After a very long journey, through the land and the sea, I learned something about nature and human products. Although it took a lot of my energy, I felt so happy because I spent all of my time with my friends.
Contoh Recount Text (8)

MY FIRST EXPERIENCE TO BE AN ALONE BACKPACKER
Ditulis oleh Asih Yulianti

I like to go out to find a new place.
When I was in second semester, I went to Bekasi alone to visit my friend. I built my strenght to go there without knowing anything.
Firstly, I went to Terboyo to find Sinar Jaya bus to Bekasi. Unfortunately, there was no Sinar Jaya bus. A man in a locket told me to go to someone who could bring me to Bekasi. I felt so happy bacause my planning would be happen. I just payed money and got the bus. Everything was gonna be alright until the bus came to Tegal.
In Tegal bus station, a man in the bus asked me go out from the bus because that bus would bus come to Bandung.,not Jakarta ones. I felt so confused because there were so many strange men around me. After they talked for several hours, i was brought to a new one. I tried to adapt in that bus. People around me said that was true bus to Bekasi. I could not guess what I felt. The bus walked so fast until in Cikampek. When the bus was in Cikampek subway, someone told me that the bus did not pass Cikarang, so when I wanted to go tehre, I had to take off in Lippo.
Fortunately, a man told me that he had the same destination with me. I felt so happy. I could not imagine if there was not that man.
Contoh Recount Text (9)

MY HOLIDAY......UNPREDICTABLE BUT FUN Ditulis oleh Christiyani

It was Sunday, the end of my holiday indeed, when friends of mine suddenly came to my home and picked me up. They told me that we were going to go out of town. That was unpredictable and really surprised me because there was no any confirmation before.

At 9 o’clock in the morning, we departed from my home and realized that the road was very crowded. Then, we decided to take freeway to save the time. For about thirty minutes later, we were out. But not arrived yet. We tried to find a store to buy some food and drink as our provisions. After we got them, we continued our trip to Boyolali. Well, it took approximately two hours to get there.

In the afternoon, we arrived and came in to one of my friend’s house first. There, we could take some rest and had lunch together. After that, according to the plan, we had to continue our trip to go to Tlatar. But, my friend’s mother asked us to take some fruit as gift. The fruit such as mangoes, rambutans and guava. It was out of our meant, but we accepted it. Of course, moreover, they could complete our provisions, right?.

After we got a lot of gift, we went to Tlatar, a special nature park and pond in Boyolali. The way to get there was really nice, we could see the fields and woods around us with the beautiful mountain behind them. Furthermore, we could feel the fresh air which was difficult to be found in Semarang. In Tlatar, we could swim and fishing. While some of us were swimming, the others were fishing or just enjoyed the view. We also ordered some food and drink.

The other and the last place we visited was Badhe Dam. It was big dam in Boyolali. We got there when it was getting afternoon around at five o’clock. Well, the situation there was really amazing. It was the right place to calm our self and mind. The beautiful dam with the blue sky were really a wonderful mixture of nature. We relaxed and felt calm. And did not forget to take pictures together.

At six, we realized that it was getting to dark, we had to back to Semarang. So, we decided to departed right away. We were very glad and enjoyed our trip together. We would never forget it.

Selasa, 30 Juli 2013

Karya Seni Rupa Terapan

Karya Seni Rupa Terapan
Dalam kesempatan hari ini, saya akan sedikit menjelaskan tentang karya seni rupa terapan, seni rupa banyak kegunaannya bagi masyarakat Indonesia, seni rupa juga dapat digunakan dalam kebutuhan manusia.
Seni Rupa Terapan
 1. Pengertian seni rupa terapan
Karya seni rupa terapan adalah karya seni yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, atau tujuan fungsionalyakni untuk memenuhi kebutuhan lahiriah/fisik maupun psikologis. Karya seni rupa terapan ditinjau dari ukurannya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu seni rupa terapan dua dimensi dan seni rupa tiga dimensi. Karya seni rupa terapan dua dimensi adalah karya  seni rupa yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar. Contoh karya untuk busana, sapu tangan, taplak meja, dan lain-lain. Sedangkan karya seni rupa terapan tiga dimensiyaitu karya seini rupa yang memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi ( volume ). Contoh karya seni rupa terapan tiga dimensi antara lain : kursi, meja, guci, vas bunga dan lain-lain. Dalam proses penciptaan karya seni rupa terapan dua dan tiga dimensi, seorang kreator dalam menuangkan ide-idenya dapt melalui beberapa tahapan. Tahap pertanma adalah rancangan atas desain untuk menemukan suatu bentuk optimal. Tahapan yang kedua adalah penyelesaian dengan media yang disesuaikan. Keberhasilan karya dua dan tiga dimensi  ditentukan oleh pengaturan atau penyusunan unsur seni rupa dalam sebuah kesatuan
2. Perbedaan dan persamaan karya seni rupa terapan
Apabila anda mengamati perkembangan bentuk seni rupa terapan zaman ke zaman, ternyata banyak sekali terdapat kesamaan fungsi meskipun terdapat perbedaan pada bentuknya. Dari hal yang paling mendasar misalnya, ternyata banyak kesamaan dalam naluri berkarya meskipun ada batas jarak tempat dan jarak waktu. Sedangkan bila ditinjau dari sisi ritual, bentuk-bentuk yang muncul kemudian memiliki kesamaan dalam aplikasi sekaligus unsur-unsur nilai sosial kemasyarakatannya.
Contoh analisis dari hal tersebut, antara lain apabila anda merenungi seberapa besar perbedaan kapak batu yang ditemukan pada zaman batu dengan kapak corong atau candra sayang ditemukan dalam kebudayaan logam. Dari evolusi bentuk tersebut, tampaknya pada zaman batu dan logam belum memiliki perubahan yang besar dengan bentuk kapak yang ada pada saat ini. Hal itu juga berlaku pada bentuk-bentuk peninggalan yang lain seperti sarkofagus (keranda). Dapat ditarik kesimpulan bahwa anda sebenarnya belum lama anda keluar dari zaman prasejarah. Dengan kata lain, ada kesamaan konsep penciptaan dan fungsi praktis dari aktivitas dalam karya seni terapan.
3. Daerah-daerah perajin seni rupa terapan
Pada hakikatnya seni rupa terbagi menjadi dua, yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan. Karya seni rupa murni adalah karya seni rupa yang diciptakan untuk memenuhi kepuasan batin senimannya dan tidak memiliki tujuan praktis. Karya seni rupa terapan  adalah karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari manusia. Namun dengan keanekaragaman suku dan budayanya banyak melahirkan bermacam-macam carak karya yang berupa seni murni ataupun seni pakai. Adapun daerah-daerah di wilayah Nusantara yang menghasilkan karya seni rupa terapan, antara lain :
a. Batik terdapat di daerah perajin Solo, Yogya, Pekalongan, Madura.
b. Keramik terdapatdi daerah perajin Kasongan, Yogyakarta.
c. Anyaman terdapat di daerah perajin hampir di seluruh Nusantara.
d. Tenun ikat terdapat di daerah perajin Sumba, Sumbawa, Flores, Jepara
e. Ukir kayu terdapat di daerah perajin Jepara, Bali, Asmat (Papua)
f. Perak terdapat di daerah perajin Kota Gede, Yogyakarta.
g. Kuningan terdapat di daerah perajin Juwana, Jawa Tengah.
h. Ukir batu terdapat di daerah perajin Muntilan, Magelang, dan Bali.
i. Kulit terdapat di daerah perajin Cibaduyut, Tunggulangin, Surabaya.

 Penutup

Itulah sedikit tentang penjelasan mengenai karya seni rupa terapan, semoga sedikit penjelasan tersebut dapat berguna bagi sahabat semuanya.

Pengertian Seni Secara Umum dan Sejarahnya



17 Votes

wayang4
Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Mungkin saya memaknainya dengan keberangkatan orang/ seniaman saat akan membuat karya seni, namun menurut kajian ilimu di eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidaka usah mempersoalkan makna ini, karena kenyataannya kalu kita memperdebatkan makna yang seperti ini akan semakain memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah mereka.

Berdasarkan penelitian para ahli menyatakan seni/karya seni sudah ada sejak 60.000 tahun yang lampau. Bukti ini terdapat pada dinding-dinding goa di Prancis Selatan. Buktinya berupa lukisan yang berupa torehan-torehan pada dinding dengan menggunakan warna yang menggambarkan kehidupan manusia purba. Artefak/bukti ini mengingatkan kita pada lukisan moderen yang penuh ekspresi. Hal ini dapat kita lihat dari kebebaan mengubah bentuk. Satu hal yang membedakan antara karya seni manusia Purba dengan manusia Moderen adalah terletak pada tujuan penciptaannya. Kalau manusia purba membuat karya seni atau penanda kebudayaan pada massanya adalah semat-mata hanya untuk kepentingan Sosioreligi, atau manusia purba adalah figure yang masih terkungkung oleh kekuatan-kekuatan di sekitarnya. Sedangkan manusia moderen membuat karya seni atau penanda kebudayaan pada massanya digunakan untuk kepuasan pribadinya dan menggambarkan kondisi lingkungannya “mungkin”. Dengan kata lain manusia moderen adalah figure yang ingin menemukan hal-hal yang baru dan mempunyai cakrawala berfikir yang lebih luas. Semua bentuk kesenian paa jaman dahulu selalu ditandai dengan kesadaran magis; karena memang demikian awal kebudayaan manusia. Dari kehidupan yang sederhana yang memuja alam sampai pada kesadaran terhadap keberadaan alam.
Pada awalnya seni diciptakan untuk kepentingan bersama/milik bersama.karya- karya seni yang ditinggalkan pada masa pra-sejarah digua-gua tidak pernah menunjukan identitas pembuatnya. Demikian pula peninggalan-peninggalan dari masa lalu seperti bangunan atau artefak di mesir kuno, Byzantium, Romawi, India, atau bahkan di Indonesia sendiri. Kalupun toh ada penjelasan tertentu pada artefak tersebut hanya penjelasan yang menyatakan benda/bangunan tersebut di buat untuk siapa”. Ini pun hanya ada pada setelah jaman, katanya para ahli arkiologi sich saya sendiri tidak tahu pasti. Kita bisa menyimpulkan kesenian pada jaman sebelum moderen kesenian tidak beraspek individulistis.
Sejak kapan fungsi individulistis dari seni mulai tampak ?, katanya para sejarawan lagi, beliau-beliau mengatakan sejak seni memasuki jaman moderen. Kenapa ini bisa terjadi ? (ini kata saya sedikit mengutip kata-kata para ahli yang terdahulu). Karena mengikuti pola berfikir manusia yang maunya mencari kebaruan dan membuat perubahan (entah baik atau buruk).
Begini ceritanya :D alam sejarah seni terjadi banyak pergeseran. Sejak renaisans atau bahkan sebelumnya , basis-basis ritual dan kultis dari karya seni mulai terancam akibat sekularisasi masyarakat. Situasi keterancaman itu mendorong seni akhirnya mulai mencari otonomi dan mulai bangkit pemujaan sekular atas keindahan itu sendiri. Dengan kata lain fungsi seni menjadi media ekspresi, dan setiap kegiatan bersenian adalah berupa kegiatan ekspresi kreatif, dan setiap karya seni merupakan bentuk yang baru, yang unik dan orisinil. Karena sifatnya yang bebas dan orisinal akhirnya posisi karya seni menjadi individualistis.
Seni pada perkembangannya di jaman moderen mengalami perubahan atau pembagian yakni seni murni atau seni terapan/ seni dan desain yang lebih jauh lagi seni dan desain oleh seorang tokoh pemikir kesenian yang oleh orang tuanya di beri nama Theodor Adorno di beri nama “Seni Tinggi” untuk Seni Murni dan “Seni Rendah” untuk Seni Terapan atau Desain. Karena menurutnya dalam seni tinggi seorang seniman tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal (kebutuhan pasar/bertujuan komersial) dalam menciptakan sebuah karya seni/murni ekspresi, sedangkan seni rupa rendah adalah seni yang dalam penciptaannya dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Adorno menganggap seni harus berbeda harus berbeda dengan benda lain (barang); ia harus mempunyai “sesuatu”. Sesuatu itu tidak sekedar menjadi sebuah komoditas. Karena sebuah karya atau benda yang sebagai komoditas akan menghancurkan semangat sosial, pola produksi barang yang menjadi komoditas adalah pola yang ditentukan dari atas oleh seorang produsen.
inspiration low Contoh Seni Murni seni terapan Seni Terapan
Terakhir kita menuju pada jaman Post-moderen/Kontemporer. Di jaman Kontemporer ini bentuk kesenian lebih banyak perubahannya baik secara kebendaan atau kajian estetiknya, yang lebih dahsyat lagi landasan logikanya. Mungkin disini saya akan memberi sedikit ilustrasi :
Di era Kontemporer ini aturan-aturan yang telah ada seolah-olah dihancurkan, yang dulunya karya seni itu harus menyenangkan, sekarang malah bisa sebaliknya. Yang dulunya karya seni itu setidaknya masih mempertimabangkan etika sosial, etika agama atau etika-etika yang lain, namun sekarang mungkin kesemuanya itu bisa jadi hanya sebagai aturan usang. Radikal,.ya..???. itu hanya kelihatannya ????.
Kondisi ini terjadi karena seniman sudah pada titik jenuh dan marah “mungkin”. Marah atau jenuh pada siapa :
  1. Pada lingkungannya atau pada sesutau yang telah ada
  2. Atau para seniman marah dan muak pada perlakuan pasar kapitalismeyang menurutnya terlalu radikal terhadap karya seni. Yang sedikit-sedikit karya seni itu dinilai dengan nominal. Padahal karya seni itu sebelum dinilai adalah “nol”. Selebihnya adalah makna, ide, representasi, rekreasi, acuan etik, dokumentasi “politik” dan “sejarah”, perlawanan, luka, kekecawaan, paradigma, atau sekedar main-main belaka, dll (ini katanya Adi Wicaksono yang sepertinya seorang kritikus seni yang dari Jogya itu..Lho..!!!!).
  3. Atau para seniman marah pada kritikus yang dalam kritiknya memberikan pemaknaan yang terlalu sembrono sehingga esensi pesan dari karyanya menjadi tidak-karuan.
Di era kontemporer ini juga banyak lahir bentuk seni yang baru semisal:
  1. Klik Art : yang dalam pembuatannya seseorang tidak harus membuatnya dengan Hand Made (melukisnya sendiri). Dalam Klik Art ini siapa saja bisa membuat lukisan dengan memanfaatkan gambar yang ada atau lukisan orang lain yang mungkin di rubah atau ditambahi bahkan dikurangi. Tapi perlu di ingat dalam klik art ini kamu harus bisa mengoperasikan komputer dan progaram- progaramnya yang di gunakan dalam kegiatan ini, misalnya: Corel Draw, Photosop, atau yang lainnya, begitu.
  2. Net Art : adalah bentuk seni yang mana dalam pamerannya dilakukan diruang maya (Internet), di net art ini kamu bisa mengubah gambarnya juga lho, atau mengurangi dan menambahi, atau mungkin kamu mangganti ini sial pembuatnya dengan namamu itu sah-sah saja tidak ada yang melarang kok. Namun perlu di ingat walaupun kamu merubah atau mengganti inisial pencipta pada karya net art ini sipembuat akan semakain bangga karena ia merasa menang dan puas karena karyanya ternyata interaktif dan lebih parah lagi kamu sudah masuk perangkap permainan sang pembuat. Satu lagi yang terkenal bukan kamu namun si pemilik situs dimana karya itu di muat.
  3. Vidio Art/vidio instalasi : vidio art ini tidak beda dengan seni instalasi yang mana dalam aktulisasinya si seniman memanfatkan teknologi telvisi yang terkoneksi dengan vidio, atau komputer, jadi pesan yang ingin di sampaikan si kreator itu di serahkan pada seonggok mesin, tapi kadang si kreator juga menyertakan tubuhnya atau tubuh orang lain, yang sepertinya kita melihat itu mirip seni pertunjukan, namun ini bukan seni pertunjukan lho, karena masih ada unsure rupa-nya, namun juga bukan seni rupa lho karana dalam vidio art ini unsure gerak, bunyi, dan sastra juga di pakai. Dan banyak bentuk seni-seni yang lain saja sedikit lupa dan sudah capek menyebutkan satu-persatu, tapi mungkin dari kalian sudah ada yang tahu bahkan lebih tahu dari saya.
Yang jelas pada jaman kontemporer ini sekat antara cabang-cabang seni berusaha dihilangkan atau bahkan sudah hancur, maksudnya sekat antara cabang seni itu adalah:…., yang dulunya ada seni rupa sendiri, lantas seni tari, seni musik, atau mungkin seni-seni lainnya !! Yang ada adalah hanya kata dan bentuk kesenian yang mempunyai hasil atau artefak yang bisa dinikmati, diapresiasi, diinterprestasi, diperjual belikan atau kalau menurut kamu jelek bisa di caci maki..bebaslah yang penting tidak sampai menyinggung perasaan yang membuat.